Rabu, 08 Mei 2019

Bea Cukai 4.0

Revolusi industri 4.0 menjadi isu hangat akhir-akhir ini. Pelaku industri, perusahaan, hingga pemerintah hingga kini mempersiapkan diri menghadapi era ini. Tapi apakah kita sudah mengerti, arti revolusi industri 4.0 itu sendiri?
.
Klaus Schwab, Ketua Eksekutif World Economic Forum (WEF), adalah orang pertama yang mengemukakan istilah “Revolusi Industri Keempat”, yaitu saat pertemuan WEF tahun 2016 di Davos, Swiss. Menurutnya revolusi industri saat ini sedang berlangsung, dan mengaburkan batas antara fisik, digital, dan biologis.
.
Revolusi industri sendiri telah melalui beberapa tahap. Dimulai dengan revolusi industri pertama, yang dimulai pada abad 18 saat ditemukannya mesin uap dan mesin manufaktur. Revolusi industri kedua terjadi pada abad 19, dengan dimulainya industri massal, mesin listrik dan standardisasi industri.  Revolusi industri ketiga, ditandai penemuan komputer dan teknologi informasi pada abad 20. Dan sekarang berlangsung, revolusi industri keempat, berupa kecerdasan buatan, kendaraan otonom, dan internet yang saling memengaruhi kehidupan manusia.
.
Otomasi dan kecerdasan buatan pada industri 4.0, bisa mendorong produktifitas di sektor manufaktur. Hal itu membuat perusahaan-perusahaan besar dunia mulai menggunakannya, seperti Amazon, Adidas, hingga perusahaan otomotif Suzuki. Namun demikian, produktifitas yang ditawarkan industri 4.0 juga melahirkan momok bagi perekonomian.
.
Efektifitas produksi yang meminimalisir jumlah tenaga kerja, menjadi tantangan bagi Indonesia yang saat ini tengah menikmati bonus demografi, terutama usia produktif. Low skill worker dengan jenis pekerjaan yang repetitif, berpotensi tergerus oleh kecanggihan otomasi industri 4.0.
.
Mc Kenzie menyebutkan ada beberapa jenis pekerjaan yang mampu bertahan ditengah serbuan otomasi industri 4.0. Pekerjaan yang berkaitan dengan industri kreatif, informasi teknologi, professional, manajer, pelayanan kesehatan, pendidikan, dan jasa konstruksi, diyakini masih belum dapat tergantikan.
.
Bagaimana Bea Cukai menyikapi revolusi industri 4.0 di organisasinya? Bea Cukai saat ini mempunyai pegawai sebanyak 16.664 orang, dengan latar belakang pendidikan yang bervariasi. Selain itu, ragam pekerjaannya yang repetitif, berpotensi tergantikan oleh mesin. Padahal jumlah pegawai Bea cukai saat ini telah melebihi ABK-nya.
.
Well, Bea Cukai harus segera berinovasi. Tidak ada jaminan institusi ini kebal dengan kemajuan jaman. Jangan sampai tragedi Nokia dan Blackberry terjadi di institusi ini. Program terobosan Smart Customs-Excise bisa menjadi jawaban, serta Joint Program jangan dilupakan. Bea Cukai harus mampu profesional dan kreatif berinovasi, seperti yang disebutkan Mc Kenzie, dengan kata lain.... berinovasi atau mati!!
.
wallahu a'lam

#beacukai
#industri4.0
#revolusiindustri

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Stop Import, The Dream That (never) Comes True

President Joko Widodo ordered to echo hatred for foreign products when he opened the 2021 Ministry of Trade meeting. Mr. President also want...