Peran Investasi dan Ekspor
.
Sebagaimana disampaikan berkali-kali oleh para pejabat negara, pengamat ekonomi hingga akademisi, bahwa poin penting dari pertumbuhan ekonomi adalah peningkatan investasi dan ekspor. Pemerintah sebenarnya telah merespon hal itu dengan mengeluarkan paket-paket kebijakan ekonomi, meski hasilnya hingga kini bisa dibilang belum maksimal. Alhasil, penting untuk diteliti atau dievaluasi kembali kebijakan-kebijakan terkait investasi dan insentif perpajakan tadi. Agar berinvestasi di Indonesia menjadi lebih menarik ketimbang di negara lain, serta efektif dalam pelaksanaannya.
.
Sebagaimana disampaikan berkali-kali oleh para pejabat negara, pengamat ekonomi hingga akademisi, bahwa poin penting dari pertumbuhan ekonomi adalah peningkatan investasi dan ekspor. Pemerintah sebenarnya telah merespon hal itu dengan mengeluarkan paket-paket kebijakan ekonomi, meski hasilnya hingga kini bisa dibilang belum maksimal. Alhasil, penting untuk diteliti atau dievaluasi kembali kebijakan-kebijakan terkait investasi dan insentif perpajakan tadi. Agar berinvestasi di Indonesia menjadi lebih menarik ketimbang di negara lain, serta efektif dalam pelaksanaannya.
.
Presiden dalam suatu kesempatan menyatakan bahwa investasi (asing) yang
mendapatkan insentif haruslah berkaitan dengan sektor-sektor yang dapat
memperkuat industri dan perekonomian nasional, yang mendorong transformasi
ekonomi, hilirisasi, serta industri berorientasi ekspor dan bernilai tambah. Hal
demikian itu penting sebagai upaya revitalisasi industri, mengurangi impor
bahan baku, dan merangsang industri berbasis sumber daya ekonomi lokal.
.
Namun demikian, kebijakan investasi yang telah maupun yang akan
dikeluarkan sebaiknya dapat didesain sedemikian rupa hingga sesuai dengan target
kepentingan nasional, bukan semata-mata demi penciptaan lapangan kerja. Karena dengan
memperkuat ekonomi domestik (UMKM) melalui pemanfaatan alih teknologi, dan kemitraan
dengan pelaku usaha besar, dapat memberikan efek yang lebih besar pada perekonomian
nasional.
.
Efektivitas kebijakan (investasi) Indonesia tergambar dalam kondisi
struktural ekonominya, dimana (hard to
say ) upaya industrialisasi dan hilirisasi yang dilakukan pemerintah belum
berhasil. Kondisi defisit pada neraca transaksi berjalan (CAD) dan neraca
perdagangan (NP) yang kronis adalah indikator makronya.
.
Daya tarik investasi
.
Daya tarik investasi
.
Kebijakan tax holiday merupakan
salah satu kebijakan pemerintah dalam menarik investasi. Akan tetapi apakah
kebijakan itu sudah berhasil (efektif) dalam mempercantik wajah investasi
Indonesia? Jangka waktu tax holiday Indonesia
yang mencapai 20 tahun seharusnya menjadi daya tarik tersendiri bagi investor,
dibanding negara ASEAN lain yang berkisar 4 sampai 10 tahun saja.
.
Pemberian tax holiday sudah
berjalan lebih dari 15 tahun, tapi hingga saat ini belum ada ‘wow effect’ nya. Sepanjang lebih dari 15
tahun pelaksanaan kebijakan itu, harus diakui terjadi proses ‘deindustrialisasi’
di Indonesia. Sebagaimana terlihat pada industri kelapa sawit, dimana proses
hilirisasi masih jalan di tempat. Hal itu dibuktikan dengan ekspor yang
dilakukan masih (sebagian besar) berupa crude
palm oil (CPO). Ataukah memang sepertinya kita cukup bangga sebagai
produsen sekaligus eksportir terbesar di dunia?
.
Bangsa ini bukannya tidak melakukan upaya perbaikan, karena beberapa perbaikan
juga telah dilakukan, salah satunya pelaksanaan online single submission (OSS). Kementerian Keuangan (DJBC) sendiri
juga telah menyiapkan berbagai macam fasilitas bagi industri, terutama industri
berorientasi ekspor.
.
Kebijakan pemerintah terupdate
adalah dengan membuka daftar negatif investasi (DNI), yang sejatinya dibuat
untuk melindungi ekonomi Indonesia. Kebijakan yang merupakan bagian dari paket
kebijakan ekonomi jilid XVI tersebut telah membuka 54 bidang usaha baru bagi
investor. Diharapkan UMKMK dan perusahaan nasional bisa meningkatkan
kreativitas, sinergi, inovasi, dan kemampuan dalam menyerap teknologi baru
dalam era keterbukaan sehingga dapat mengembangkan potensi geopolitik dan
geoekonomi nasional.
.
Upaya pemerintah
.
Keinginan pemerintah untuk menyembuhkan penyakit ekonomi bangsa ini memang sudah di ubun-ubun kepala, tidak tanggung-tanggung Presiden menyatakan bahwa kebijakan atas investasi dan perpajakan bisa dikatakan berhasil kalau sudah (melompat) 2 sampai 3 kali lipat. Hal tersebut sangat beralasan, karena momen untuk melompat tersebut sedang terbuka (lebar). Perang dagang AS vs Tiongkok menyediakan peluang foreign direct investment (FDI) akibat banyaknya industri asing di Tiongkok yang ingin merelokasi pabriknya ke negara lain.
.
Keinginan pemerintah untuk menyembuhkan penyakit ekonomi bangsa ini memang sudah di ubun-ubun kepala, tidak tanggung-tanggung Presiden menyatakan bahwa kebijakan atas investasi dan perpajakan bisa dikatakan berhasil kalau sudah (melompat) 2 sampai 3 kali lipat. Hal tersebut sangat beralasan, karena momen untuk melompat tersebut sedang terbuka (lebar). Perang dagang AS vs Tiongkok menyediakan peluang foreign direct investment (FDI) akibat banyaknya industri asing di Tiongkok yang ingin merelokasi pabriknya ke negara lain.
.
Indonesia yang dianugerahi sumber daya yang melimpah, baik tenaga kerja
maupun bahan baku, seharusnya dapat mencuri peluang itu. Mindset dan persepsi dunia internasional tentang iklim investasi
Indonesia yang buruk harus dihapus. Pemerintah harus melakukannya dengan cara-cara
yang ekstrem, iya benar ekstrem. Presiden pernah bercerita pengalamannya saat
melakukan perizinan investasi di Dubai yang hanya memakan waktu 30 menit untuk
semua urusan, dan itu terjadi 17 tahun yang lalu. Bayangkan dan bandingkan
dengan perizinan listrik di Indonesia yang 58 izin (semula 259 izin).
.
Belum lagi success story Vietnam
yang mampu menyalip nilai ekspor meubel Indonesia melalui kemudahan perizinan. Nilai
ekspor meubel Vietnam pada tahun 2017 adalah USD7 miliar, jauh meninggalkan Indonesia
yang (hanya) USD2,6 miliar itupun sudah digabung dengan hasil kerajinan. Salah satu regulasinya adalah terkait kewajiban
sertifikasi ekspor berbahan baku kayu, padahal biayanya menjadi beban hampir
Rp200 miliar setahun bagi industri itu. Di Vietnam ketentuan itu tidak ada, alhasil
ekspor lebih leluasa dilakukan sepanjang negara penerima tidak menolak.
.
Isu tak kalah penting lainnya dalam upaya penguatan transaksi berjalan adalah
permasalahan devisa hasil ekspor (DHE). Bagaimana upaya pengecekan dan
pengontrolan dilakukan, terhadap jumlah yang diekspor dengan nilai DHE yang
masuk bisa sinkron. Pemerintah perlu mewajibkan para eksportir komoditas sumber
daya alam (SDA), khususnya pertambangan, perkebunan, kehutanan, dan perikanan
untuk menyimpan DHE mereka di dalam negeri.
.
Pemerintah juga harus memaksimalkan currency
swap yang jumlahnya cukup besar, sekitar USD82,7 miliar. Karena kerja sama
pertukaran mata uang (swap) Rupiah
dengan Dolar Amerika Serikat (USD) tersebut pada dasarnya memang untuk
mengatasi kesulitan likuiditas akibat permasalahan neraca pembayaran dan
likuiditas jangka pendek.
.
Inti dari semua hal di atas adalah, bahwa Indonesia harus siap dan
mampu berkompetisi dengan negara lain terutama negara kawasan ASEAN. Ibarat restoran,
kita sudah memiliki bahan-bahan yang dibutuhkan, bahkan tersedia di pekarangan
rumah sendiri, pekerjanya berasal dari keluarga sendiri, bahkan lokasi restoran
strategis dan cukup nyaman. Kita hanya butuh resep yang cocok serta pelayanan
yang sigap bagi para pelanggan, sehingga mereka tidak perlu mampir ke toko
sebelah.
.
Wallhu a’lam
#investasi
#CAD
#neracaperdagangan
#investasi
#CAD
#neracaperdagangan