Selasa, 05 Februari 2019

WANTED: Barang Kena Cukai (BKC) Baru


Realisasi Cukai 2018
.
Realisasi penerimaan cukai tahun 2018 telah berhasil melebihi target yang diamanatkan, yaitu sebesar Rp159,56 triliun. Capaian itu, 95 persennya merupakan penerimaan dari cukai hasil tembakau (CHT) atau lebih banyak dikenal sebagai cukai rokok. Bukan hanya mendominasi penerimaan cukai saja, penerimaan kepabeanan dan cukai tahun 2018 yang totalnya Rp205,25 triliun, 75 persennya berasal dari cukai rokok. Bahkan penerimaan cukai rokok menduduki ranking  3 besar pada penerimaan perpajakan setelah pajak penghasilan (PPh) dan pajak pertambahan nilai (PPN).
.
Penerimaan cukai rokok berhasil menggendong penerimaan cukai dari barang kena cukai (BKC) lainnya yang kinerjanya tidak sesuai target yang diamanatkan, yaitu minuman mengandung etil alkohol (MMEA), etil alkohol (EA), dan kemasan plastik. MMEA, yang lebih familiar disebut minuman beralkohol, hanya sanggup memberikan kontribusi sebesar Rp6,40 triliun atau 98 persen dari targetnya yang Rp6,50 triliun. EA sendiri berhenti diangka Rp139,24 miliar, atau 81,90 persen dari targetnya yang Rp170 miliar. Kemasan plastik jangan ditanya, capaiannya sama sekali tidak ada atau nol rupiah, karena meskipun sudah ditargetkan di tahun 2018 lalu peraturan yang menjadi dasar dan tata laksana pemungutannya belum ada.
.
Uraian sekilas di atas mungkin dapat sedikit menggambarkan bahwa Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) atau masyarakat sering menyebutnya bea cukai, memiliki ketergantungan atas penerimaan cukai dari rokok. Ketergantungan yang dikhawatirkan menjadi bom waktu penerimaan dikemudian hari. Hal itu tidak berlebihan, karena dikala cukai rokok bermasalah sedikit saja, swing nya sangat mempengaruhi performa bea cukai secara keseluruhan.
.
Tujuan cukai

Cukai sendiri merupakan penjabaran dari teori pajak pegouvian, istilah yang diambil dari nama penggagasnya yaitu Arthur Pigou. Konsep pajak Pegouvian adalah menginternalisasikan eksternalitas, dimana konsepnya berbeda dengan pajak pada umumnya yang cenderung sebagai sumber penerimaan negara. Pengenaan pajak dimaksud bertujuan mengendalikan dampak (negatif) yang ditimbulkan, dan hasilnya (sebenarnya) digunakan sebagai penanganan dampaknya.
.
Alhasil, concern pemerintah atau bea cukai adalah bagaimana mengendalikan konsumsinya sebagaimana diamanatkan UU No.39 Tahun 2007. Pada UU tersebut dinyatakan bahwa, cukai adalah pungutan negara yang dikenakan terhadap barang-barang tertentu dengan sifat atau karakteristik yang ditetapkan dalam undang-undang. Sifat atau karakteristik dimaksud yaitu perlunya pengendalian konsumsi, pengawasan peredaran, dampak negatif ditimbulkan bagi masyarakat atau lingkungan hidup akibat pemakaiannya, atau pemakaiannya perlu pembebanan pungutan negara demi keadilan dan keseimbangan.
.
Pengendalian konsumsi sejatinya telah berada di jalur yang positif, dimana tren pertumbuhan produksi batang rokok yang cenderung turun tahun demi tahun. Prevalensi merokok menurut survei indikator kesehatan nasional (Sirkesnas) 2016 telah turun menjadi 32,8 persen, bahkan prevalensi perokok laki - laki dewasa menurun signifikan menjadi 66,2 persen pada tahun 2017 menurut Nielsen.
.
Namun demikian tidak dapat dipungkiri bahwa bea cukai merupakan salah satu alat negara dalam mengumpulkan penerimaan, sebagaimana fungsi utamanya yaitu revenue collector. Bea cukai mempunyai kewajiban mengendalikan konsumsi dan mengumpulkan penerimaan negara disaat yang bersamaan, sehingga menurut saya kebutuhan akan penambahan BKC baru sangat mendesak.
.

BKC baru
. Kemasan plastik adalah kandidat terkuat BKC baru, karena telah ditargetkan penerimaannya sejak tahun 2018 lalu. Kemasan plastik merupakan langkah awal dalam upaya menambah BKC. Upaya yang diibaratkan sebagai membuka sebuah kotak pandora, dimana diharapkan bila kemasan plastik sukses menjadi BKC baru maka akan membuka peluang komoditas lain untuk dijadikan BKC baru.
.
Kemasan plastik sebenarnya telah dilarang penggunaannya di beberapa negara. Tidak perlu muluk-muluk mengambil contoh negara Eropa karena Rwanda, negara Afrika yang pernah terpuruk akibat perang saudara, telah memperkenalkan pelarangan kemasan plastik sejak tahun 2008 yang lalu.
.
Perusahaan bir sekelas Carlsberg juga sudah ikut ambil bagian dalam kampanye pengurangan pemakaian plastik. Carlsberg mengganti plastic ring yang mengikat 6 kaleng bir produksinya dengan lem. Kebijakan itu diharapkan mampu mengurangi hingga 76 persen penggunaan plastik kemasan.
.
Pengendalian penggunaan kemasan plastik memang sudah menjadi isu dan keprihatinan dunia. Greenpeace melansir ada hampir 12,7 juta ton per tahun sampah plastik yang berakhir di laut. Keprihatinan yang diwujudkan oleh komitmen 193 negara pada bulan Desember 2017, kepada perserikatan bangsa bangsa (PBB) untuk tidak membuang sampah plastik ke laut. Indonesia sepertinya belum termasuk di antaranya, karena harian The Economist menyebutkan Indonesia merupakan satu dari lima negara Asia penyumbang sampah plastik terbesar dunia. Sampah plastik terbuang ke laut  asal Indonesia, Thailand, Tiongkok, Filipina, dan Vietnam, jumlahnya melebihi sampah plastik dunia.
.
NBC News juga pernah melansir bahwa puntung rokok termasuk salah satu penyumbang terbesar sampah laut. Puntung rokok merupakan sampah yang paling sering ditemukan di setiap pantai di seluruh dunia. Jumlahnya ternyata melebihi sampah dari kemasan plastik yang berupa botol, tempat makanan dan lainnya. Banyak dari kita mungkin menganggap sepele puntung rokok, padahal sejatinya sangat berbahaya karena bahan dasar filter rokok yang sebagian besar berasal dari plastik.
.
Kemasan plastik target BKC

Plastik pada dasarnya merupakan produk kimiawi, yang membutuhkan waktu lama untuk biodegrate. Sampah plastik yang berada di lautan sangat besar kemungkinannya dikonsumsi makhluk-makhluk yang hidup di perairan laut, bahkan bisa jadi bagian dari rantai makanan dengan manusia sebagai rantai terakhirnya. Peristiwa terakhir adalah matinya paus sperma sepanjang 9,5 meter di perairan wakatobi. Paus itu mati disinyalir karena memakan plastik, terbukti dari sampah plastik yang ditemukan di perut paus seberat 5,9 kg.
.
Bila menengok dampak negatif terhadap masyarakat dan lingkungan hidup, kemasan plastik sangat layak untuk ditetapkan sebagai BKC. Penyusunan peraturan pemungutannya harus segera dilakukan percepatan. Mengingat di tahun 2019 ini tidak ada kebijakan penyesuaian tarif rokok serta implementasi tahap kedua PMK nomor 57/PMK.04/2017 yang merelaksasi pelunasan atas CK1 kredit.
.
Target penerimaan kepabeanan dan cukai meningkat di tahun 2019 ini, dan pasti akan terus meningkat setiap tahunnya menyesuaikan kebutuhan negara dalam membiayai pembangunan. Koordinasi dan sinergi antar kementerian terkait jelas sangat diperlukan, karena masing-masing kementerian cenderung memperhatikan kelangsungan sektor yang dibinanya. Tantangan sudah di depan mata, dan kebutuhan akan BKC baru sangat diperlukan. Bukan hanya demi pengamanan penerimaan negara, namun juga demi keberlangsungan lingkungan hidup yang merupakan hak penerus bangsa ini.
.
Wallahu a’lam

#cukai
#BKC
#beacukai
#cukaikemasan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Stop Import, The Dream That (never) Comes True

President Joko Widodo ordered to echo hatred for foreign products when he opened the 2021 Ministry of Trade meeting. Mr. President also want...