Tren lari
.
.
Hajatan BC
Run peduli Palu, (Sigi), dan Donggala yang digelar kemarin Sabtu di Kantor
Pusat DJBC, Alhamdulillah terlaksana dengan sukses. Dirjen BC yang berkenan
mengangkat checkered flag sebagai
tanda dimulainya lari sejauh 5 kilometer, menambah semangat para peserta.
.
Sabtu pagi
itu, BC Run menyatukan berbagai macam institusi ke dalam satu warna biru muda. Terlihat
rekan-rekan dari Pajak, BKF, KPKNL hingga BRI hadir di sana. Pegawai BC pun
berdatangan mulai dari Kantor Wilayah Khusus Papua hingga Kanwil DJBC Aceh yang
diwakili senior @masardani.
.
Lari
merupakan olahraga tertua dijagat ini, bahkan telah dikenal oleh
peradaban-peradaban kuno sebelumnya. Kelebihan induk dari semua cabang olahraga
ini adalah bisa dilakukan setiap saat, baik di ruang terbuka maupun di ruang
tertutup. Belum lagi manfaatnya yang luar biasa, mulai dari kesehatan
kardiovaskular, mengurangi berat badan, hingga membuat lebih bahagia karena
memicu hormon insulin.
.
Saya sebenarnya
baru-baru saja tertarik dengan olahraga lari ini, sekitar tahun 2015-an saat masih
bertugas di ujung utara pulau Kalimantan (Pulau Tarakan). Saat itu Kakanwil
Kalbagtim men-challenge Saya untuk
ikut Coastal Run di TBK, tapi dengan
syarat mampu melibas 5 km di bawah 30 menit. Saya pun menyanggupi tantangan
tersebut, dan alhamdulillah catatan waktu lari 5 km Saya tembus 28 menit,
lumayan lah buat newbi.
.
Perkembangan
olahraga ini sebenarnya sedang hot-hotnya, hal ini ditandai dengan semakin
banyaknya eksekutif muda sekelas Sandi Uno (Cawapres) dan Melani Putria (Putri
Indonesia) yang getol dengan lari, hingga maraknya even-even lari baik 10 km
atau marathon. Fenomena tersebut cukup menggembirakan, karena ini sinyal bahwa kesadaran
masyarakat untuk hidup sehat semakin tinggi.
.
efek ekonomi
.
Olahraga ini berdampak bukan hanya pada kesehatan saja menurut saya, akan tetapi pada ekonomi Nasional. Mengapa demikian? Bila dicermati, para runner dalam melakukan aktifitas larinya, pasti membutuhkan sarana penunjang kegiatannya.
.
Olahraga ini berdampak bukan hanya pada kesehatan saja menurut saya, akan tetapi pada ekonomi Nasional. Mengapa demikian? Bila dicermati, para runner dalam melakukan aktifitas larinya, pasti membutuhkan sarana penunjang kegiatannya.
.
Pecinta lari,
akan rela mengeluarkan rupiah demi memaksimalkan hobbinya. Kaos lari dengan
teknologi dry fit, minimum seharga
100 ribuan rupiah. Bagaimana dengan sepatu, sepatu running dengan sol khususnya rata-rata seharga 500 ribuan. Belum lagi
asesoris tambahan seperti jam GPS, manset,
earphone hingga kacamata.
.
BPS melansir
(hanya) 27,61 persen saja dari jumlah penduduk Indonesia yang rutin melakukan olahraga
pada tahun 2015. Alhasil, bila jumlah penduduk Indonesia diasumsikan 260 juta
jiwa maka ada sekitar 64 juta jiwa yang melakukan olahraga teratur.
.
Berlanjut
pada survei yang dilakukan oleh Sun Life
Financial Asia 2016 yang menyebutkan bahwa 60 persen penduduk Indonesia cenderung
memilih olahraga lari, sehingga ada kira-kira 38 juta jiwa dari jumlah penduduk
yang rutin melakukan kegiatan olahraga lari. Hence, bila diasumsikan belanja seorang runner adalah Rp1 juta rupiah, maka akan ada kegiatan belanja
konsumsi di masyarakat sejumlah Rp.38 triliun.
.
Analisis di
atas mungkin analisis cara bodo alias abal-abal, namun mengingat proporsi
belanja masyarakat yang lebih dari 55 persen terhadap pertumbuhan ekonomi maka
Pemerintah seharusnya bisa menangkap potensi tersebut. Memang indikasinya tidak
terlihat kasat mata seperti masih sepinya ritel-ritel olahraga di pusat-pusat
perbelanjaan, namun bisa jadi mereka membelinya secara online.
.
Menurut Google dan Temasek, selama tahun 2017
penduduk Indonesia menghabiskan Rp.146 triliun untuk belanja online. Bila mengambil
pendekatan pangsa pasar sepatu olahraga nasional yang 30 persen versi studi
dari PT Citra Cendekia Indonesia, maka ada aliran rupiah sebanyak 43,8 triliun
dikontribusi oleh olahraga lari.
.
Semoga saja semakin
banyak olahraga yang populer dimasyarakat, seperti memanah yang mulai menjamur
beberapa tahun belakangan ini. Apapun itu lakukanlah, karena olahraga selain (bisa)
membantu perekonomian negara, juga minimal untuk menjaga kesehatan dan bukti
rasa syukur. Karena ada dua kenikmatan, kebanyakan manusia tertipu pada keduanya kata Rasulullah,
(yaitu) kesehatan dan waktu
luang.
.
Wallahu’alam.
#dampakekonomi
https://cci-indonesia.com/indonesian-profile-industry/
http://sejarahlengkap.com/olahraga/sejarah-olahraga-lari
Tidak ada komentar:
Posting Komentar