Senin, 08 Oktober 2018

Lari untuk Negeri



Tren lari
.
Hajatan BC Run peduli Palu, (Sigi), dan Donggala yang digelar kemarin Sabtu di Kantor Pusat DJBC, Alhamdulillah terlaksana dengan sukses. Dirjen BC yang berkenan mengangkat checkered flag sebagai tanda dimulainya lari sejauh 5 kilometer, menambah semangat para peserta.
.
Sabtu pagi itu, BC Run menyatukan berbagai macam institusi ke dalam satu warna biru muda. Terlihat rekan-rekan dari Pajak, BKF, KPKNL hingga BRI hadir di sana. Pegawai BC pun berdatangan mulai dari Kantor Wilayah Khusus Papua hingga Kanwil DJBC Aceh yang diwakili senior @masardani.
.
Lari merupakan olahraga tertua dijagat ini, bahkan telah dikenal oleh peradaban-peradaban kuno sebelumnya. Kelebihan induk dari semua cabang olahraga ini adalah bisa dilakukan setiap saat, baik di ruang terbuka maupun di ruang tertutup. Belum lagi manfaatnya yang luar biasa, mulai dari kesehatan kardiovaskular, mengurangi berat badan, hingga membuat lebih bahagia karena memicu hormon insulin.
.
Saya sebenarnya baru-baru saja tertarik dengan olahraga lari ini, sekitar tahun 2015-an saat masih bertugas di ujung utara pulau Kalimantan (Pulau Tarakan). Saat itu Kakanwil Kalbagtim men-challenge Saya untuk ikut Coastal Run di TBK, tapi dengan syarat mampu melibas 5 km di bawah 30 menit. Saya pun menyanggupi tantangan tersebut, dan alhamdulillah catatan waktu lari 5 km Saya tembus 28 menit, lumayan lah buat newbi.
.
Perkembangan olahraga ini sebenarnya sedang hot-hotnya, hal ini ditandai dengan semakin banyaknya eksekutif muda sekelas Sandi Uno (Cawapres) dan Melani Putria (Putri Indonesia) yang getol dengan lari, hingga maraknya even-even lari baik 10 km atau marathon. Fenomena tersebut cukup menggembirakan, karena ini sinyal bahwa kesadaran masyarakat untuk hidup sehat semakin tinggi.
.
efek ekonomi
.
Olahraga ini berdampak bukan hanya pada kesehatan saja menurut saya, akan tetapi pada ekonomi Nasional. Mengapa demikian? Bila dicermati, para runner dalam melakukan aktifitas larinya, pasti membutuhkan sarana penunjang kegiatannya.
.
Pecinta lari, akan rela mengeluarkan rupiah demi memaksimalkan hobbinya. Kaos lari dengan teknologi dry fit, minimum seharga 100 ribuan rupiah. Bagaimana dengan sepatu, sepatu running dengan sol khususnya rata-rata seharga 500 ribuan. Belum lagi asesoris tambahan seperti jam GPS, manset, earphone hingga kacamata.
.
BPS melansir (hanya) 27,61 persen saja dari jumlah penduduk Indonesia yang rutin melakukan olahraga pada tahun 2015. Alhasil, bila jumlah penduduk Indonesia diasumsikan 260 juta jiwa maka ada sekitar 64 juta jiwa yang melakukan olahraga teratur.
.
Berlanjut pada survei yang dilakukan oleh Sun Life Financial Asia 2016 yang menyebutkan bahwa 60 persen penduduk Indonesia cenderung memilih olahraga lari, sehingga ada kira-kira 38 juta jiwa dari jumlah penduduk yang rutin melakukan kegiatan olahraga lari. Hence, bila diasumsikan belanja seorang runner adalah Rp1 juta rupiah, maka akan ada kegiatan belanja konsumsi di masyarakat sejumlah Rp.38 triliun.
.
Analisis di atas mungkin analisis cara bodo alias abal-abal, namun mengingat proporsi belanja masyarakat yang lebih dari 55 persen terhadap pertumbuhan ekonomi maka Pemerintah seharusnya bisa menangkap potensi tersebut. Memang indikasinya tidak terlihat kasat mata seperti masih sepinya ritel-ritel olahraga di pusat-pusat perbelanjaan, namun bisa jadi mereka membelinya secara online.
.
Menurut Google dan Temasek, selama tahun 2017 penduduk Indonesia menghabiskan Rp.146 triliun untuk belanja online. Bila mengambil pendekatan pangsa pasar sepatu olahraga nasional yang 30 persen versi studi dari PT Citra Cendekia Indonesia, maka ada aliran rupiah sebanyak 43,8 triliun dikontribusi oleh olahraga lari.
.
Semoga saja semakin banyak olahraga yang populer dimasyarakat, seperti memanah yang mulai menjamur beberapa tahun belakangan ini. Apapun itu lakukanlah, karena olahraga selain (bisa) membantu perekonomian negara, juga minimal untuk menjaga kesehatan dan bukti rasa syukur. Karena ada dua kenikmatan, kebanyakan manusia tertipu pada keduanya kata Rasulullah, (yaitu) kesehatan dan waktu luang.
.
Wallahu’alam.

#dampakekonomi


https://cci-indonesia.com/indonesian-profile-industry/
http://sejarahlengkap.com/olahraga/sejarah-olahraga-lari

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Stop Import, The Dream That (never) Comes True

President Joko Widodo ordered to echo hatred for foreign products when he opened the 2021 Ministry of Trade meeting. Mr. President also want...