Jumat, 03 Agustus 2018

LPI naik, kinerja baik?

LPI nasional.
Ada kabar baik untuk negeri tercinta pada beberapa waktu lalu, yaitu kabar membaiknya peringkat kinerja logistik Indonesia yang kerap disebut sebagai logistic performance index (LPI), yang diselenggarakan oleh World Bank. LPI adalah suatu global benchmark untuk menghitung atau menilai kinerja logistik , sehingga diharapkan dapat membantu suatu negara mengidentifikasi serta menindaklanjuti tantangan dan peluang yang dihadapi berkaitan dengan kinerja logistik perdagangannya. Penilaian LPI dilakukan atas 6 kategori yang meliputi customs atau border control access, infrastruktur, daya saing jasa logistik, dan service delivery performance outcomes yang meliputi timeliness, international shipments dan tracking and tracing.
.
Logistik sendiri, merupakan tulang punggung dari perdagangan internasional yang mampu menghubungkan faktor-faktor pendukungnya, seperti  global value chains, fasilitas perdagangan, transportasi multimoda dan distribusi, serta sustainability. Namun demikian, kunci dari saling keterhubungan faktor-faktor di atas adalah rantai pasokan (supply chain) yang efisien.
.
Bicara tentang kinerja logistik dunia, sudah dimahfumi bahwa terdapat  kesenjangan atau gap antara negara berkembang dengan negara maju. Namun demikian, dalam beberapa tahun belakangan ini negara-negara berkembang sudah mulai memperbaiki kinerja logistiknya sedikit demi sedikit untuk mengejar ketertinggalannya, meskipun mengalami kendala yang cukup komplek.
.
Rangking LPI Indonesia pada tahun 2018 meningkat lebih baik menjadi peringkat 46 dari 163 negara dengan nilai 3,15. Peringkat ini lebih baik 17 posisi dari rangking LPI tahun 2016 lalu yang berada di level 63 dengan nilai 2,98. Pada survei tahun 2016, tracking and tracing merupakan kategori terbaik dengan menduduki rangking ke 51 dengan nilai 3,19 sedang kategori infrastruktur menjadi yang terburuk dengan posisi 73 dengan nilai 2,65.
.
Bila dicermati, terdapat beberapa hal penting yang bisa menjadi perhatian atas survei tahun 2016 dan 2018, yaitu 1) Posisi kategori infrastruktur dibanding kategori lainnya; 2) Posisi Indonesia di antara negara ASEAN; dan 3) Perubahan peringkat masing-masing kategori penilaiannya.
.
Kinerja logistik nasional
.
Kita ketahui bersama bahwa pemerintahan saat ini, menitikberatkan pada pembangunan infrastruktur yang proses pembangunannya membutuhkan waktu yang tidak sebentar dan manfaat yang diperoleh juga tidak serta merta dapat dinikmati. Hal itu bisa menjadi faktor yang mempengaruhi mengapa infrastruktur berada di posisi terbuncit dibanding kategori lainnya. Akan tetapi hasil pembangunan infrastruktur mulai menampakkan hasilnya di tahun 2018, terbukti dengan peningkatan poin yang signifikan dari 2,65 menjadi 2,9 di posisi 54.
.
Bagaimana dengan kinerja logistik Indonesia di antara negara-negara ASEAN? Pada survei tahun 2016, LPI Indonesia berada di posisi ke-4 setelah Singapura, Malaysia dan Thailand serta lebih baik sedikit dibanding Vietnam. Namun pada survei kali ini World Bank menempakan Indonesia di posisi ke-5 setelah disalip oleh Vietnam yang berhasil menempati peringkat 39 dunia. Kinerja yang luar biasa bagi Vietnam, dimana sebelumnya berada hanya satu peringkat di bawah Indonesia yakni 64. Namun bisa melompat 25 posisi sekaligus juga berhasil melewati Malaysia yang turun ke posisi 41 di level dunia. 
.
Nilai masing-masing kategori LPI pun juga terjadi dinamika antara versi tahun 2016 dengan tahun 2018. Pada survei tahun 2016, bila diurutkan sesuai rangking kategorinya maka tracking and tracing menjadi nomor 1 disusul oleh daya saing logistik, timeline, customs, international shipment dan infrastruktur. Namun versi tahun 2018 susunannya berubah dengan tracking and tracing tetap diurutan pertama disusul kemudian oleh timeline, international shipment, daya saing logisik, infrastruktur dan customs.
.
Pemerintah bisa sedikit lega karena pembangunan infrastruktur yang digalakkan sejak tahun 2014 lalu mulai dapat memberikan kontribusi. Kontroversi pembiayaan atas pembangunan infrastruktur, ternyata tidak mempengaruhi proses pembangunan yang diyakini dapat mendorong sektor industri dan meningkatkan daya tarik investasi, yang pada akhirnya menumbuhkan perekonomian nasional. Paling tidak, perbaikan peringkat LPI dapat menjadi indikasi awal keberhasilan pembangunan infrastruktur.
.
Peningkatan peringkat LPI Indonesia memang patut disyukuri, karena bisa menjadi bukti pengakuan dunia atas hasil kerja pemerintah. Namun demikian, kerja belum selesai karena sebenarnya posisi Indonesia tidak menjadi lebih baik di kawasan ASEAN. Indonesia melorot ke peringkat 5, padahal sebelumnya mampu bertengger di posisi ke-4. Bangsa ini memang patut mencontoh Thailand dan juga Vietnam atas prestasi gemilangnya membangun kinerja logistiknya, sehingga mulai bersaing dengan negara-negara high income yang sudah lebih dulu mapan.
.
Fokus yang tidak kalah penting, harus diberikan pada kategori border control access yang anjlok dari 2,69 menjadi 2,67 nilai kinerjanya Kategori ini erat dengan fungsi kepabeanan, yang diemban oleh Direktorat Jenderal Bea Cukai (DJBC). Program reformasi kepabeanan yang sedang giat-giatnya, perlu dilaksanakan dengan lebih keras dan serius. Konsolidasi internal dan koordinasi dengan Kementerian dan Lembaga (K/L) lain, sepertinya perlu mendapat porsi lebih. Karena sebanyak dan sebagus apapun program reformasi serta insentif yang disediakan untuk dunia usaha tidak akan berjalan optimal bila tidak dapat diterjemahkan secara maksimum dilapangan, kurang lebih seperti Sule dan Pak RT Bolot yang sedang ngobrol di suatu acara televisi.
.
Wallahu a’lam

#lpi
#logistiknasional

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Stop Import, The Dream That (never) Comes True

President Joko Widodo ordered to echo hatred for foreign products when he opened the 2021 Ministry of Trade meeting. Mr. President also want...