Pejabat rasa pengusaha
Oleh: gatotpriyoharto
Paul Krugman, seorang ekonom Amerika Serikat peraih Nobel pernah
berkata bahwa ‘a country is not a company’.
Hmmmm agak student nih bahasanya,
kalau pinjam istilah Direktur Saya. Tetapi memang menurut Saya, apa yang
dikatakan Om Krugman ini ada sedikit keterkaitan dengan apa yang sedang terjadi
di suatu negera.
.
Negera tersebut saat ini memiliki banyak pejabat pemerintahan yang berasal dari kalangan pengusaha. Mulai dari ketua partai, menteri bahkan Presidennya. Memang
sih, tidak ada yang salah dan tidak ada larangan juga yang menyatakan bahwa pengusaha
tidak boleh terjun ke dunia politik.
.
Mungkin memang banyak juga dari kita, yang melihat keberhasilan mereka dalam
mengelola bisnis ataupun perusahaan besarnya sebagai pembanding. Bagaimana
mereka berhasil mengelola dan mengatur tenaga kerjanya yang berjumlah ribuan
dengan sukses.
.
Sejauh pengetahuan Saya yang masih cethek, bahwa pengusaha itu pemikirannya
berorientasi pada 'open system world of
business' dengan ciri khasnya yang pragmatis. Padahal dalam mengelola suatu
negara diperlukan pemikiran 'closed system
of a national economy' yang merupakan ciri-ciri pemikiran ekonom, yaitu
dengan memperhatikan prinsip-prinsip yang berlaku umum.
.
Contoh mudahnya adalah dalam segi tenaga kerja. Perusahaan dengan
sistem ekonomi terbukanya, apabila menghadapi kelesuan keuangan maka akan
berpikir untuk melakukan pengurangan pekerja sehingga diharapkan dapat mengurangi
beban keuangannya. Dan akhirnya......case
closed.
.
Namun dalam mengelola sebuah negara, pemikiran praktis tidak bisa dilakukan
begitu saja. Sebuah negara, meskipun sedang mengalami kelesuan ekonomi tidak boleh
berstrategi (a la pengusaha) dengan misalnya mengurangi belanja negara saja.
Akan tetapi harus berpikir komprehensif bagaimana dampak makronya terhadap
konsumsi masyarakat dan pengaruhnya terhadap PDB nasionalnya.
.
Bisa kita lihat lagi contoh kedua, mengenai pandangan mereka terhadap investasi
dan trade balance atau neraca
perdagangan. Pengusaha percaya bahwa ketika sebuah negara yang mendapat banyak
uang dari investor kemudian membangun banyak pabrik, maka secara otomatis akan
mempengaruhi keseimbangan keuangan negara menjadi surplus.
.
Tapi bukankah trade balance
merupakan bagian dari balance payment?
Karena ketika investor luar negeri membangun pabrik, mereka selanjutnya tentu akan
mengimpor banyak peralatan dan perangkat pendukung lainnya. Sehingga pasar domestik
akan naik dan cenderung meningkatkan impor untuk menunjangnya. Bila aktivitas
impor menjadi lebih tinggi maka akan mempengaruhi mata uang domestik, yaitu terdepresiasi
serta mengakibatkan inflasi.
.
Namun demikian, alhamdulillah negara tersebut mampu mengelola keuangannya dengan prudent dan kredibel. Sehingga investasi
tersebut dapat terkelola dengan wise dan
kekhawatiran atas kelesuan nilai tukar maupun tingkat inflasi dapat terjaga dan
tidak terlalu lebar bahkan surplus pada neraca perdagangannya.
.
Bagaimana dengan kementerian tetangganya, yang berinisiatif untuk
mendatangkan bahan makanan pokok dengan alasan menjaga stok nasional namun dengan data yang
kurang akurat. Karena ternyata ada 2 versi data stok, yang satu
mengatakan akan kekurangan stok dan panen raya masih di bulan maret sedang yang
satu lagi menyatakan stok cukup dan panen raya ada di akhir januari dan februari sehingga relatif
masih aman.
.
Disinilah letak perbedaan pemikirannya, dengan pemikiran sebagai pengusaha,
pasti akan berstrategi secara cepat mengatasi masalah tersebut. Scope pemikirannya yang (ekonomi) tertutup
kurang menyadari efek lanjutan dari kebijakannya. Seperti bagaimana dengan kondisi
petani yang berharap panennya akan dihargai dengan harga yang bagus, namun
terancam gagal karena pasar sudah banjir stok.
.
Dari dua kejadian di atas dapat diambil kesimpulan, bahwa seorang
pelaku bisnis yang sukses tidak otomatis akan mudah menghadapi masalah (perekonomian)
negara. Karena pebisnis memiliki perbedaan pengalaman dalam menangani masalah
ekonomi apabila dibandingkan dengan ekonom atau negarawan.
.
Mereka terbiasa dengan sistem ekonomi terbuka yang nyaman daripada
sistem ekonomi negara yang cenderung ekonomi tertutup. Sebuah negara yang
dikelola secara visi perusahaan, dikhawatirkan tidak akan dapat mengatasi
masalah-masalah yang berkaitan dengan hak-hak warganya.
.
Banyak pemerintahan yang secara intensif mengajak investor untuk datang dan berbisnis di negaranya. Memang para investor telah
membuat pasar domestik menjadi lebih menarik dan ekonomi berkembang. Dengan pasar
domestik yang semakin diminati, pemerintah dan banyak pebisnis lainnya
cenderung mengisi permintaan pasar dengan mengimpor dari luar negeri. Bila saya sebagai warga negaranya tentu ikut gembira karena penerimaan negara akan bertambah.
.
Tapi yang menjadi concern saya
adalah, bagaimana pemerintah tersebut dapat mengurus warga negaranya sebagai prioritas utama.
Saya percaya negara itu diisi oleh orang-orang yang mempunyai kapasitas luar
biasa dan sangat mencintai negerinya. Tinggal bagaimana meningkatkan kemampuan
domestik dan memaksimalkan sumber daya yang dimiliki oleh negara tersebut, lebih
dari sekadar mengundang orang asing untuk masuk.Tulisan ini merupakan pendapat pribadi dan tidak mewakili pendapat institusi tempat penulis bekerja.
Tautan bermanfaat:
https://www.antaranews.com/berita/679405/jangan-perdebatkan-lagi-impor-beras
https://news.detik.com/kolom/3819360/perlukah-impor-beras-saat-ini#main
Tidak ada komentar:
Posting Komentar